Puji ( 19 ) bukan nama sebenarnya, Buruh Migran Indonesia ( NMI ) asal Malang terpaksa menjalani perawatan di Rumah Sakit Queen Elizabeth, setelah jatuh dari rumah majikannya yang terletak di lantai enam di kawasan Lok Fu,Selasa ( 20/3 ) petang.Ia mengalami luka luka di kepala dan tulang kaki kanannya retak sehingga harus menjalani operasi.
Ditemui SUARA di RS,Minggu(25/3) lalu,Puji bercerita bahwa ia baru bekerja selama tiga bulan di rumah majikannya tersebut saat nusibah itu menimpanya.Selasa petang itu,ia berniat mengangkat jemuran yang lokasinya berada di luar dapur.
Tidak seperti biasanya,hari itu ia berdiri di atas kursi untuk mengambil jemuran.Namun saat tangan kanannya menjulur untuk mengambil baju di jemuran, sebuah baju lainnya di jemuran yang sama nyaris terjatuh.Kontan tangan kirinya berusaha meraihnya.
“Saya takut dimarahin majikan kalau sampai jemuran jatuh,”kisahnya.
Namun tindakannya berakibat fatal.Saat tangan kirinya gagal meraih baju tersebut, posisi berdirinya tak lagi seimbang.Kursinya bergeser dan sontak ia terlempar keluar.
Uniknya,jatuh dari ketinggian lantai enam,Puji tak langsung pingsan.Ia mengaku masih dalam kondisi sadar.”Saya masih sadar dan saya juga mendengar ketika nenek saya memanggil-manggil saya dari rumah,” ujarnya.Hanya saja, ia merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya dan tak dapat bicara.
Di rumah tersebut,Puji tinggal bersama majikannya, seorang nenek berusia 70 tahun dan anak majikannya yanmg sudah dewasa.Ia mengaku majikan dan anaknya bersikap baik kepadanya.Sejak ia terbaring di rumah sakit pun, majikannya selalu menjenguk setiap hari.
Yang menarik, dari kisah Puji ,Ibu kandung Puji ternyata pernah bekerja di majikan yang sama selama enam tahun itu.Ini membuat sang Ibu pun leluasa mnengok anaknya sewaktu-waktu.Ibu Puji sendiri saat ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah satu kerabat dari majikan Puji.
“Untung saya bisa menengok anak saya sewaktu-waktu .Kalau tidak, saya tidka tahu bagaimana nasib anak saya,” tutur Ibunya yang sudah bekerja di Hong Kong selama 12 tahun.
Puji sendiri merantau di Hong Kong baru tiga bulan yang lalu, setelah ia menyelesaikan bangku SMA pada tahun 2006 lalu. Ia mengaku mendapatkan gaji bulanan sesuai dengan standart aturan Hong Kong yakni HK$ 3400, meski dengan biaya Agen sebesar tujuh kali potongan gaji.
Sejauh ini kedaan Puji sudah mulai membaik dan pihak RS sudah mulai mengajari dia untuk berjalan.Semua biaya RS ditanggung asuransi kesehatan Tenaga kerja.
Ia menolak menjawab apakah ia berniat melanjutkan kerja di Hong Kong atau pulang ke Indonesia setelah usai masa perawatan.”Saya nggak mikir akan kerja lagi apa tidak.Yang penting saya bisa sembuh seperti sedia kala,”ungkapnya.
Friday, October 19, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment