Seorang kakek berusia 80 tahun mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap Buruh Migran Indonesia asal Blitar, Jawa Timur.
Dewi ( 28 ) bukan nama sebenarnya, baru-baru ini mengaku kalau dirinya nyaris menjadi korban pelecehan seksual oleh sang majikan ( kakek ), setelah bekerja di rumah majikannya di kawasan Tsuen Wan tersebut selama satu bulan.
Menurut pengakuan Dewi, kejadian itu bermula saat Dewi tengah terlelap tidur. Malam hari sekitar pukul duabelas, Dewi merasa ada yang aneh, seperti ada orang yang meraba-raba tubuhnya.
“Saya merasa ada yang aneh, seperti diraba-raba tubuh saya. Saya terbangun dan kaget sekali. Karena ternyata kakek saya mencoba membuka baju saya. Saya langsung lari ke kamar mandi dan mengunci diri,” ungkapnya saat ditemui SUARA di kawasan Queen Elizabeth, Wan Chai, pada Minggu ( 23/9 ) lalu.
Anehnya, setelah kejadian itu, kakek Dewi bersikap biasa-biasa saja, seolah tidak terjadi apa-apa. Namun ironisnya, kakek Dewi mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap Dewi tidak hanya sekali dua kali.
“Saya masih ingat pertama kali tanggal 2 Agustus, dan berlanjut hingga tanggal 10 Agustus. Namun, kakek tidak pernah berhasil. Karena setiap kali ia meraba-raba, saya langsung berontak dan mengunci ke kamar mandi,” ujar perempuan yang mengaku diberangkatkan oleh PT. Aza Jaya, Blitar.
Dewi yang menerima gaji standart meski dengan potongan Agen sebesar tujuh bulan itu, mengaku mencoba bertahan meski dicekam rasa takut karena ulah sang kakek.
Namun kesabaran Dewi habis, ketika tanggal 24 Agustus kakeknya mencoba melakukan pelecehan seksual lagi. Namun pada kesempatan itu, Dewi berhasil mendapatkan bukti berupa rekaman dan video. Hingga akhirnya, tanggal 18 September Dewi memutuskan untuk kabur dan melaporkan kasusnya ke Helper for Domestic helper, saat kakeknya sarapan di Restauran ( yam cha ).
Ibu dua anak ini pun telah melaporkan kasusnya kepada Agennya ( Abadi Employment Consultant Centre, Mong Kok ). Namun menurut Dewi, Agennya bersikap cuek seakan tidak mau tahu dengan kasus yang dialaminya.
Saat ditanya rencananya ke depan, Dewi mengaku memilih pulang ke Indonesia saja.
“ Saya sudah benar-benar trauma, tidak ingin kerja di Hong Kong lagi. Saya hanya pengen majikan saya membelikan saya tiket pulang ke tanah air dan memberikan uang pesangon. Setelah itu saya akan kerja apa saja di rumah nanti,” ujarnya.
Saat ini Dewi tinggal di shelter KOTKIHO dan kasusnya sedang dalam proses hukum.
Aliyah Purwati
Friday, October 19, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment