Friday, October 19, 2007

Gara-gara sambal, Nila menerima siraman air cabe


Tindak kekerasan dan penganiayaan tampaknya masih terus terjadi di kalangan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong.Sebut saja namanya Nilawati ( 22 ), BMI asal Metro Lampung, terpaksa menerima siraman cabe dari sang anak majikan, Selasa (3/4) lalu.

Dikisahkan, Nila yang bekerja di rumah majikannya di kawasan Kwai Chung selama satu tahun tersebut berniat untuk membuat sambel ala Indonesia.Pasalnya, majikan Nila laki-laki asli orang Jawa(Solo), sehingga ia pun diperbolehkan masak makanan Indonesia.
Saat Nila tengah mengulek cabe, tiba-tiba anak majikannya yang berusia 13 tahun masuk ke dapur, dan meminta untuk mencoba rasa sambel tersebut.Nila sendiri tidak mengijinkan, dan menyuruh sang anak untuk keluar dari dapur.

Namun tanpa diduga Nila, tiba-tiba anak majikan mendorongnya hingga terjatuh dan cabe yang sudah diulek disiramkan ke muka Nila.Kontan muka dan mata Nila kepanasan.
“Muka saya panas sekali dan mata kanan saya nyaris tidak bisa melihat,” ujarnya saat ditemui SUARA di secretariat KOTKIHO, Minggu (15/4).

Nila langsung menelpon Agen, dan atas saran Agen Nila disuruh memberi tahu majikan.
Nila telepon sang majikan, namun malah majikannya marah-marah dan menganggapnya tidak becus mengurus anak.Karena tidak tahan rasa sakit dan panas, Nila segera pergi ke dokter sendirian.Dokter menyarankan agar ke Rumah sakit saja karena tidak bisa menanganinya.Hingga akhirnya Nila ke Rumah Sakit Tsuen Wan.

Pihak Rumah Sakit menyarankan agar ada yang menungguinya saat menginap di Rumah Sakit.Namun majikannya sama sekali tak menjenguknya, bahkan mereka selalu memarahi Nila, karena menganggap luka yang dialami Nila adalah luka sepele.
“Majikan saya sama sekali tak menjenguk saya, sehingga kakak saya lah yang menunggu saya di Rumah Sakit selama satu malam,” terang gadis yang mengaku baru lulus SMEA 2005 lalu.

Saat Nila keluar dari Rumah Sakit pada hari Rabu ( 4/4 ) majikannya masih sering memarahinya dan sama sekali tidak mempedulikan kondisi Nila.Hingga akhirnya Nila tidak tahan dengan sikap dan perilaku majikan, Nila memutuskan break kontrak meskipun ia harus membayar satu bulan gaji ke majikan.

Nila sendiri mengaku bahwa selama bekerja di rumah majikan dia mendapat gaji di bawah standar yaitu sebesar HK$2000. Selama satu tahun bekerja, ia hanya libur tiga kali. Itu pun ia harus potong gaji HK$100 untuk satu kali libur.
Parahnya lagi, Nila yang digaji underpay harus mengalami masa potong gaji selama tujuh bulan.

Uniknya, dari kisah Nila bahwa majikan laki-lakinya asli orang Solo sehingga bahasa sehari-hari dengan majikan menggunakan bahasa jawa.
“Saya nggak boleh ngomong bahasa kanton sama kedua majikan,kecuali sama anak majikan,” kata gadis yang mengaku diberangkatkan oleh PT.Sampeang Alifit Mandiri, Jakarta.

Meski mempunyai majikan orang Jawa, namun Nila mengaku sangatlah tidak enak .
Nila menambahkan bahwa ia jarang diberi sarapan, dan majikan perempuannya suka main dorong kepala dan mengumpat menggunakan bahasa Jawa.
“Mending dimarahin majikan Hong Kong, daripada dimarahin majikan Indonesia.Lebih sakit rasanya,”jelasnya.

Aliyah Purwati



No comments: