Sunday, December 9, 2007

BMI dipecat, Terancam penjara

Majikan memecat pembantu secara sepihak tanpa pemberitahuan dan tanpa sepengetahuan si BMI, hingga BMI terseut akhirnya dinyatakan overstay ( OS) oleh pihak Imigrasi. Setidaknya, itulah yang dialami oleh Fitri Hariati ( 29 ), Buruh Migran Indonesia asal Blitar.

Saat ditemui SUARA, di shelter Koalaisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong ( KOTKIHO ), Minggu ( 2/12 ) lalu, Fitri mengaku bahwa ia sama sekali tidak tahu kalau ternyata majikannya telah mengirimkan surat ke migrasi awal Agustus lalu, tentang pemecatannya sebagai pembantu rumah tangga.

“Majikan saya memang mau menterminit saya tanggal 9 September, dengan alasan ingin mencari pembantu lain yang bisa bahasa inggris. Dia sendiri yang menyuruh saya untuk keluar bekerja tanggal 9 September, tapi saya sama sekali belum pernah menandatangani surat pemecatan tersebut,” jelas Ibu dari satu anak ini.

Dikisahkan, Fitri yang menerima gaji underpay selama 3,5 tahun di majikannya tersebut, memang akan diterminit tanggal 9 September, karena majikannya ingin mencari pembantu lain yang bisa berbahsa inggris. Fitri pun menyanggupi permintaan sang majikan.

Oleh sang majikan, Fitri ditawari untuk pindah Agen saja, dari Agen Asia World ke Your Maid Agency yang beroperasi di kawasan Mong Kok. Ia nurut pada sang majikan.

Akhirnya tanggal tanggal 9 September ia benar-benar keluar dari rumah sang majikan dan langsung ke Agen barunya ( Your Maid Agency ). Di situ ia langsung mendapt majikan, tapi semua dokumen majikannya lah yang memegang.

“Paspor majikan saya pegang. Bahkan KTP pun selama 3,5 tahun saya nggak pernah pegang. Majikan hanya memberi kalau saya akan libur saja. Setelah pulang libur, KTP saya diminta lagi oleh majikan saya,” terang BMI yang mengaku diberangkatkan oleh PT. Citra Nusa Karya Semesta, Blitar ini.

Fitri sebenarnya berencahna hendak cuti duluk ke tanah air, karena majikan barunya menginginkan ia datang bulan November. Ia sudah bersepakat dengan sang Agen. Oleh Agen, Fitri disuruh memberi jaminan sebesar KH$3000, karena kuatir Fitri tidak kembali ke Hong Kong. Uang HK$3000 pun melayang ke tangan Agen.

Setelah Agen mengambil semua dokumen Fitri dari tangan sang majikan, keesokan harinya, Fitri datang ke Imigrasi bersama Agen untuk mengurus kontrak kerja barunya.

Namun alangkah kagetnya ia, karena ia dinyatakan overstay lebih dari satu bulan oleh Imigrasi.

“Saya kaget sekali, karena nggak tahu kalau majikan saya telah mengirimkan surat pemberitahuan ke Imigrasi kalau telah menterminit saya. Saya bilang nggak tahu pada Imigrasi, dan mereka ( Imigrasi ) bilang kalau kasus saya bukan kasus main-main dan saya bisa dipenjara,” jelasnya.

Akhirnya, Fitri kembali ke Agen dan majikannya juga berada di situ.

“Sesampai di Agen, Agen dan majikan saya menyuruh saya berbohong pada Imigrasi. Saya disuruh bohong bahwa selama ini saya sakit, majikan saya jarang pulang ke rumah karena bekerja di China, dan anak-anak dirawat oleh Bobo. Tapi saya bilang nggak mau. Saya bilang, kalau saya dipenjara, maka Agen dan majikan saya juga harus dipenjara, saya ngak takut,” tegasnya.

Fitri pun menanyakan ke Agen soal uang jaminan tersebut. namun Agen mangatakan, uang jaminan tersebut tidka bisa kembali, karena uang tersebut sebagai penganti uang tiket pulang ke Indonesia.

Belum ada kepastian lebih lanjut, karena masih menunggu sidang selanjutnya. Namun perempuan ini mengaku tidak takut meski dipenjara, asal Agen dan sang majikan juga dijebloskan ke penjara. Menurut rencana, dengan bantuan KOTKIHO, Fitri juga akan mengirimkan surat pernyataan ke KJRI Hong Kong, agar pihak KJRI bisa membantu menyelesaikan kasusnya, sehubungan uang jaminan yang telah diberikan ke Agen.

Aliyah Purwati

BMI tertangkap kerja di Toko

Ely (23 ), bukan nama sebenarnya, Buruh Migran Indonesia asal Cilacap, terpaksa menjadi tahanan luar Imigasi Hong Kong, setelah tertangkap pihak Imigrasi saat membantu sang majikan bekerja di toko baju, di kawasan Sheng Shui, 20 November lalu.

Ia mengisahkan bahwa pagi itu sekitar pukul 10.30, sang majikan menelponnya agar segera datang ke toko baju, yang letaknya tidak jauh dari rumah tempat di mana ia bekerja. Ia pun langsung turun ke toko memenuhi perintah majikan. Setelah sampai di toko baju milik majikan, selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba seorang laki-laki datang dan menanyakan harga sebuah baju.

“Laki-laki itu nanya harga baju, ya saya bilang ndak tahu, dan saya suruh nanya ke pelayan lain yang sudah bekerja lama di toko. Saya bilang ke laki-laki itu, kalau saya baru sebulan bekerja di toko itu, karna saya nggak tahu kalau ia ternyata petugas Imigrasi yang menyamar,” jelasnya saat dijumpai SUARA di kawasan Causeway Bay, Minggu (2/12) petang lalu.

Masih menurut Ely, selang lima menit kemudian setelah laki-laki itu menanyakan harga baju, tiba-tibalaki-laki itu datang lagi dan langsung menanyakan KTP dan paspor.

“Saya kaget. Terus saya tunjukkan KTP saya. Saya bilang kalau paspor saya, majikan saya yang pegang,” ungkap gadis yang diberangkatkan oleh PT. Antar Bangsa Citra Darma, Jakarta ini.

Laki-laki yang tak lain adalah petugas Imigrasi tersebut, hari itu juga langsung menangkap Ely dan majikan ke Imigrasi, dan malam harinya, Ely langsung dipenjara selama dua malam di Penjara Wan Chai.

Setelah keluar dari penjara, keesokan harinya ia langsung sidang di Pengadilan Kowloon Bay bersama majikan. Atas bantuan seorang pengacara, akhirnya ia memilih menjadi tahanaan luar, dengan syarat memberikan alamat yang jelas di mana ia tinggal.

Ely sendiri bekerja di rumah majikannya baru sebulan, dan menjaga dua orang anak, masing-masing berumur 8 dan 13 tahun. Namun waktunya lebih banyak ia habiskan membantu majikan bekerja di toko.

“Lha wong saya ngak tahu kok, kalau kerja di toko itu nggak boleh. Jadi ya nurut saja,” kata ragil dari 7 bersaudara ini..

Ely menerima gaji standar sebesar HK$3480, dengan potongan Agen sebesar HK$21.000, dengan mekanisme pembayaran potong gaji selama tujuh bulan.

Hingga saat ini belum ada keputusan tentang hukuman yang akan diterima oleh Ely dan majikannya. Menurut rencana akan diadakan sidang tanggal 6 Desember ini.

Aliyah Purwati

Hong Kong is Our Home

The Chinese Rhenish Church, Christian Action dan St. John’s HIV Education Centre menggelar Pameran informasi bertema “ Hong Kong is Our Home “ di lapangan rumput, Victoria Park, Minggu ( 2/12 ) lalu.

Menurut Devi Novianti dari Christian Action, acara tersebut bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembantu rungga asing di Hong Kong, agar lebih tahu ke mana mereka akan mengadu jika mempunyai permasalahan. Ini penting menurutnya, karena tidka semua pembantu rumah tangga asing khususnya dari Indonesia tahu tentang kondisi sosial serta kebudayaan Hong Kong dan pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan di Hong Kong .

“Kita berharap agar buruh migrant itu tahu ke mana mesti mengadu jika mempunyai masalah. Misalnya masalah ketenagakerjaan serta masalah kesehatan. Agar mereka ngerti kalau di sini ada Christian Action, Labour, KJRI dan tempat lain untuk mengadukan permasalahannya, ” ujarnya.

Turut berpartisipasi dalam acara tersebut, anatara lain dari pihak Labour Department, KJRI, Hong Kong Red Cross, serta dari Helpers for Domestic Helpers Bethune House Migrant Women’s Refuge.

Acara juga dimeriahkan dengan berbagai macam pentas seni dan budaya. Antara lain dari Sanggar Budaya KJRI, Wanodya Indonesia Club, NBF, Borneo Dancer, Alexa Dancer dan lain-lain.

Menurut rencana, acara sejenis akan diadakan setiap tahun.

Silarurrahmi Ar-Rohma dan Akhwad Gaul


Hukum dhorurot (darurat- red) berlaku dalam Islam, apabila benar-benar dalam keadaan terpaksa. Misalnya jika dipaksa majikan memasak atau bahkan memakan babi. Namun kalau bisa, usahakan sebisa mungkin menolak dengan cara halus atau dengan membuat alasan kepada majikan, sehingga tidak sampai memakan daging babi.

Demikian disampaikan oleh Ust. Mohammad Musa dari Jakarta, dalam acara Silatturahmi yang diselenggarakan oleh Ar-Rohma dan Akhwad Gaul, di Tenda Putih atas, Victoria Park, Minggu ( 2 /12 ) lalu

Musa mencontohkan seorang BMI yang dipaksa memakan babi oleh nenek yang dia rawat. Namun si BMI tersebut membuat alasan, kalau makan babi perutnya sakit, dan tentunya tidak akan ada orang yang akan merawat nenek tersebut kalau pembantu sakit. Akhirnya BMI tersebut selamat dari paksaan sang nenek untuk makan daging babi.

Menurut wakil Ketua Akhwad Gaul, Nunung ( BMI asal Banjarnegara ), acara tersebut memang sengaja diadakan secara lesehan sederhana di area Victoria.

“ Kami belum mempunyai dana yang cukup untuk pengajian di Majid. Insya Allah waktu-waktu mendatang kami adakan lebih besar di Masjid. Yang penting Silatturahmi kami terjalin dulu,” ujarnya kepada SUARA di sela-sela acara.

Ar- Rohma dan Akhwad Gaul merupakan anggota dari Gabungan Migran Muslim Indonesia ( GAMMI ), dan memusatkan kegiatan setiap Minggu di Victoria Park.

Aliyah Purwati

Jaga 40 ekor kucing dan 12 ekor anjing, BMI pilih lari

Asmawati ( 33 ) Buruh Migran Indonesia asal Kediri, pilih kabur dari rumah majikannya karena dipaksa mengurus 40 ekor kucing dan 12 ekor anjing besar yang membuatnya nyaris tidak bisa tidur sepanjang hari.

Dikisahkan, Asmawati bekerja sebagai pembantu rumah tangga pada seornag majikan di daerah Shatin dengan tugas utama membersihkan rumah dan mengurus hewan piaraan. Namun dia tidak mengira sama sekali kalau hewan yang harus dia urus sebanyak itu.

Membersihkan rumah plus mengurus hewan sebanyak itu tentu saja membuat pekerjaan Asmawati nyaris tak pernah ada habisnya. Setiap hari dia baru bisa memejamkan mata setelah jam empat pagi dan bangun dua jam kemidian. Pernah ia mencoba bicara ke majikan soal jam istirahat tersebut namun majikannya malah marah-marah.

“Saya pernah komplain sekali pada majikan, malah say ditampar,” ungkapnya saat ditemui SUARA di shelter Koalisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong ( KOTKIHO ), Minggu ( 18/11 ) lalu.

Dia juga mengisahkan, selama bekerja di sana tidak diperbolehkan meminum air yang sudah masak. Sang majikan menyuruhnya minum air langsung dari keran.

“Saya nggak boleh minum air mateng. Saya disuruh minum air mentah dari westafel. Saya disuruh rebus air minum hanya untuk majikan san anak-anaknya. Majikan saya juga menyumbal mulut saya dengan bulu anjing jika hewan piaraannya ada yang sakit,” jelas perempuan yang mengaku diberangkatkan oleh PT. Aat Pratama Karya, Rawamangun, Jakarta Timur ini.

Meski mendapat gaji standart minimum sebesar HK$ 3480, kesabaran Asmawati habis juga saat ia jatuh sakit, tapi majikna memaksanya bekerja. Dia akhirnya memutuskan kabur pada tanggal 21 Oktober lalu dan melapor ke Konsulat Jendral republic Indonesia ( KJRI ).

Setelah mendapat perawatan secukupnya di KJRI, Asmawati kemudian tinggal di Agennya, Hok Tsui Agency. Tiga hari tinggal di Agen, Asma memilih keluar dan tinggal di shelter KOTKIHO.

Kasus serupa juga dialami oleh Rinawati ( 27 ), BMI asal Malang. Rinawati nekad kabur meski baru sebulan bekerja di majikan yang juga di daerah Shatin, Minggu ( 4/11 ) lalu. Alasannya, dia tidak tahan harus tidur di dapur bersama anjing-anjing majikannya.

Ada kandangnya, tapi anjing-anjingnya tidur di mana-mana dekat dapur dan dekat saya. Kalau ada yang buang kotoran, saya juga yang bersihin dulu. Lama-lama saya nggak tahan selain khawatir dengan kesehatan saya sendiri,” katanya.

Rina mengaku bahwa ia juga dibilang akan menerima gaji HK$2000 per bulan setelah menjalani masa potongan selama tujuh bulan sesuai penjelasan yang diperolehnya dari Agen.

Sekadar diketahui, kasus seperti ynag dialami Asmawati dan juga Rinawati sebenarnya merupakan praktik kecurangan Agen dan majikan sudah berlangsung lama.

Namun, kasus-kasus semacam ini hingga kini sulit diselesaikan karena tidak adanya tindakan tegas pemerintah.

Aliyah Purwati

IWHDI rayakan hari saraswati


Ikatan Wanita Hindu Dharma Indonesia ( IWHDI ) mengadakan peringatan hari turunnya ilmu pengetahuan, atau yang lebih dikenal dengan nama hari Saraswati, di area Tenda Putih atas, Victoria Park, pada Minggu ( 18/10 ). Namun sebelumnya, juga diadakan acara persembahyangan di Pura Happy Valley, Hindu Temple.

Peringatan hari Saraswati tersebut, menurut Ketua IWHDI, Sri Utami ( BMI asal Blitar ), bertujuan untuk menguatkan jiwa dalam penyucian diri, untuk dapat menerima kemulyaan sinar payogyanan Sang Yang paramesti Guru ( Sang Yang Widi atau sang pencipta ).

Acara yang diadakan setiap enam bulan tersebut juga diisi dengan pembacaan Sloka ( Pembacaan kitab suci Weda ), koor serta kidungan atau puji-pujian.

IWHDI sendiri mempunyai dua basis, yakni di Happy Valley dan Victori. Jumlah seluruh anggota IWHDI saat ini mencapai 240 orang.

BMI pria juga berorganisasi di Hong Kong


Sebagai satu-satunya komunitas pria di Hong Kong, Rantai Pria Indonesia di Hong Kong ( RapindHong ) berharap agar Pemerintah Indonesia bisa lebih mempromosikan Tenaga Kerja laki-laki untuk bekerja di Hong Kong. Demikian disampaikan oleh Ketua RapindHong, Ari ( BMI asal Malang ), saat ditemui di kawasan Causeway bay, Minggu ( 11/10 ) lalu.

“Sebenernya banyak kok orang Hong Kong yang membutuhkan tenaga kerja laki-laki. Bahkan ada juga anggota kami yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Masak, belanja,membersihkan rumah sampai jemput sekolah,” jelasnya.

Ari menambahkan, RapindHong memang belum mempunyai program kerja yang pasti karna masih terbatasnya anggota. “Kami masih focus untuk ngumpulin temen laki-laki yang mungkin akan bergabung dengan kami, karna anggota kami masih sedikit. Setelah anggota dah cukup, baru kami akan konsen ke program kerja,” terang laki-laki yang mengaku bekerja mengurus taman di Tsuen Wan ini.

Saat ditanya awal mula terbentuknya RapindHong, Ari mengaku karna untuk menghindari prasangka negative BMI di Hong Kong, yang nota benenya adalah perempuan. “ Saya mendengar sendiri, banyak yang bilang kalau kami berkeliaran di Victori adalah untuk mencari mangsa. Makanya kami ingin buktikan, bahwa prasangka kaya gitu salah,” ungkap Bapak dari dua anak ini.

Masih menurut Ari, setelah anggota yang bergabung sudah cukup banyak, RapindHong sendiri akan lebih mengutamakan untuk mengembangkan kebudayaan Jawa. Dan saat ini, RapindHong hanya sebatas membantu kegiatan-kegiatan organisasi di Hong Kong, jika dibutuhkan.

Anggota RapindHong saat ini sebanyak 17 orang, dan semuanya adalah laki-laki. Namun tidak menutup kemungkinan, bahwa komunitas ini nantinya juga akan menerima anggota perempuan. RapindHong terbentuk tanggal 5 Agustus 2007 lalu.

Aliyah Purwati