Saturday, February 9, 2008

Memory di pantai Shek O



















































































































































































































BMI turun jalan,desak KJRIagar mencabut SE 2258


Ratusan Buruh Migran Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Tolak SE 2258 melakukan aksi turun jalan, dari Area Jembatan Victoria Park menuju kediaman Konsulat Jendral Republik Indonesia ( KJRI ) Hong Kong , mendesak KJRI agar segera mencabut SE No. 2258/ 1A/ XII/ 2007, yang mengatur tentang perpindahan Agen bagi BMI.

Di mana Surat Edaran yang berlaku mulai 1 Januari 2008 tersebut, melarang BMI untuk pindah Agen sebelum dua tahun dengan satu Agen. Atau BMI boleh pindah Agen setelah bekerja selama dua tahun, dengan syarat memberitahu KJRI dan Agen lama.

Hal ini dinilai sangat merugikan BMI, karena hanya akan menjadikan ladang penghasilan bagi Agen nakal di Hong Kong. Karena belum tentu Agen lama menyetujui jika BMI akan pindah Agen, dan tidak menutup kemungkinan malah akan mempersulit BMI dengan meminta BMI membayar sejumlah uang terlebih dahulu jika mau pindah Agen.

Di samping itu, jika BMI diterminit sebelum masa kontrak habis dan tidak boleh berpindah Agen, maka BMI harus mengalami masa potong gaji selama tujuh bulan. Dalam hal ini, tentu saja BMI lah yang harus menanggung imbasnya.

Dalam orasinya, Sumiati dari Kotkiho mengatakan, bahwa SE tersebut hanyalah akal-akalan KJRI dan Agen saja untuk terus memeras BMI.
“ Surat Edaran tersebut sama sekali tidak melindungi kita sebagai BMI. Karena Surat Edaran tersebut dikeluarkan oleh KJRI atas pesan dari para Agen agar tetap bisa memeras kita,” serunya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sebastian Lau dari Family & Maid Interactive Association. Ia sangat menyayangkan langkah yang diambiloleh KJRI lewat SE tersebut.
“Aturan ini jelas juga sangat merepotkan majikan di Hong Kong. Seharusnya KJRI memberikan kebebasan kepada majikan dan Pembantu Indonesia ujntuk menentukan Agen, sehingga komunikasi terjalin dengan baik. Kalau terlalu repot seperti itu, saya khawatir majikan Hong Kong akhirnya tidak mengambil pembantu Indonesia dan memilih pembantu Filipin saja,” jelas Sebastian.

Sementara itu, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia ( SBMI ), Miftah Farid, yang juga ikut bergabung dalam aksi tersebut mengatakan, bahwa jika KJRI tidak segera mencabut SE tersebut, maka SBMI juga akan melakukan aksi yang sama di Indonesia.

Di samping mendesak KJRI agar segera mencabut SE tersebut, massa juga meminta agar segera menurunkan biaya Agen dari HK$ 21000 menjadi HK$ 9000.
Aliansi Tolak SE 2258 sendiri, beranggotan 17 Organisasi. Yaitu Indonesian Migran Workers Union ( IMWU ), Forum komunikasi Mu’minat Peduli Umat ( FKMPU ), Amanah, Yogyakarta International Club 9 YIC ), Sanggar Budaya, Majelis Ta’lim, PDV, RapindHong, NBF, Mar’atus Sholihah, Hima LPPMI, M3, Borneo Dancer, Family & Maid Interactive Association, Az Zahra, Sekar Bumi dan ZAQIYAH.

Aliyah Purwati






Konjen tegaskan soal kebebasan beribadah

Konsulat Jendral Republik Indonesia di Hong Kong ( KJRI-HK ) akan menegaskan para Agen dan majikan, tentang adanya kebebasan beribadah bagi seluruh Buruh Migran Indonesia di Hong Kong. Hal tersebut dikatakan oleh KonJen Ferry Adamhar di sela-sela pengajian yang digelar oleh Ad-Darojah PDV, di Aula Hotung School, Minggu ( 3/2 ) lalu.

KonJen sendiri menyampaikan hal tersebut, guna menyikapi beberapa keluhan BMI yang hadir dalam pengajian tersebut, tentang bagaimana sulitnya mereka beribadah ( sholat ) di rumah majikan, karena majikan tidak mengijinkannya untuk menjalankan sholat.
“ beribadah itu kan hak asasi, jadi kami akan tegaskan kepada Agen dan majikan dalam pertemuan besok Senin ini, agar memberikan kebebasan itu kepada kalian ( BMI-Red ),” ujar Ferry.

Ditemui SUARA, lebih lanjut Ferry mengatakan, bahwa soal kebebasan beribadah bagi BMI merupakan hal yang sangat penting. Seperti diketahui, mayoritas BMI muslim di Hong Kong memang mengalami kesulitan beribadah ( sholat ) karena tidak diijinkan oleh majikan. Dengan alasan terlalu membuang waktu kerja, jika BMI harus sholat 5 kali dalam sehari.
“ kami akan jelaskan kepada Agen dan majikan terlebih dahulu sebelum mempekerjakan TKW, tentang kebebasan menjalankan agama. Nggak cuma Islam saja, tapi untuk semua agama,” jelasnya.

Pengajian itu sendiri diisi dengan nyanyian tembang-tembang Islam oleh Safarudin serta tauziah oleh Ust. Mohammad Hariri Abdul Aziz dari Bandung.

Aliyah Purwati

Rudy Salam bangga khotbah di Hong Kong

Ratusan jema’at yang hadir dalam acara syukuran ICA ( International Christian Assembly ) dibuat terpingkal-pingkal saat mengikuti khotbah yang disampaikan oleh Ev. Rudy Salam, di Gereja ICA, North Point, Minggu ( 27/1 ) lalu.

Dengan gayanya yang sangat familiar, Rudy Salam menyampaikan khotbahnya begitu santai dan penuh dengan canda, sehingga terkesan akrab dengan semua jema’at.
Dalam khotbahnya, Rudy mengatakan, bahwa manusia yang beriman tidak boleh percaya dengan segala sesuatu yang berbau magic atau pun ramalan.
“ Semua sudah diatur oleh Tuhan, jadi jangan percaya dengan magic atau ramalan-ramalan,” katanya.

Ditemui SUARA usai acara, Rudy mengaku, bahwa ini merupakan pengalaman pertama ia khotbah di depan buruh migrant.
“ Saya bangga sekali bisa khotbah di sini, di hadapan saudara-saudara kita. Dan saya merasa mukjijat Tuhan di sini jauh lebih terasa dibandingkan di Indonesia, karena mereka jauh dari keluarga, “ ujar actor kawakan yang telah menjadi pelayan Tuhan selama sepuluh tahun ini.

Selain khotbah, acara juga diisi dengan nyanyian rohani oleh Randi Lapian bersama bintang sinetron Ronny Sianturi. Tampil juga ICA Band, koor ICA dan tarian dari ICA.

Wulan kembali terpilih pimpin Kotkiho

Sri Wulan Mawarsih dari Yogyakarta International Club ( YIC ), kembali terpilih sebagai Ketua Koalisi Organisasi Tenaga Kerja Indonesia di Hong Kong ( Kotkiho ) periode 2008-2009, Minggu ( 27/1 ) lalu.

Pemilihan berlangsung di Sekretariat Kotkiho dan diikuti oleh tujuh organisasi anggota, Amanah, Indoneisan Migrant Workers Union ( IMWU ), Forum Komunikasi Mu’miknat Peduli Umat ( FKMPU ), Sanggar Budaya, Persatuan Dakwah Victoria ( PDV ), Majelis Taklim, dan Yogyakarta International Club ( YIC ).

Wulan mencalonkan diri kembali setelah laporan pertanggungjawabannya sebagai Ketua lama diterima dengan baik oleh seluruh peserta rapat umum tahunan.

Selanjutnya, Wulan akan memimpin Kotkiho dengan didampingi seorang Sekretaris Jenderal dan seorang Bendahara, yang masing-masing dijabat oleh Intan Yuli Herawati dari Amanah dan Sri Mintarti dari IMWU.

Kepada media usai terpilih sebagai ketua, Wulan menyampaikan kalau dalam masa kepemimpinannya yang kedua ini dirinya akan lebih focus ke pengembangan jaringan kerja Kotkiho.

“Kita akan lebih focus ke bagaimana mengembangkan jaringan kerja dan membangun koalisi karena persoalan internal organisasi sudah jauh lebih stabail,” terangnya.

Baginya, permasalahan yang selama ini ada di kalangan Buruh Migran Indonesia ( BMI ) adalah permasalahan bersama dna bukan hanya masalah kotkiho saja. Karena itu, dukunga dari berbagai organisasi lain akan menjadi sangat penting artinya dalam mengatasi berbagai masalah yang muncul.

Selain advokasi, Kotkiho juga dikenal konsen ke masalah pendidikan BMI dengan mengadakan traiing centre yang bisa diikuti oleh seluruh BMI. Antara lain mengajarkan bahasa inggris dan computer.

Aliyah Purwati

Protes kebijakan KJRI di acara Kenduri Cinta

Suasana acara kenduri cinta Az Zahra ke-6 di Aula Hotung School, Minggu ( 20/1 ) lalu berubah menjadi ajang unjuk rasa, setelah salah seornag Buruh Migran Indonesia ( BMI ) melontarkan pertanyaan kepad seorang staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI ) yang hadir di situ tentang kebijakan terbaru yang dikeluarkan.

Menjawab pertanyaan ini, Victor. S. Harjono, staf KJRI, menjawab bahwa selama ini KJRI sudha berusaha memberikan yang terbaik bagi BMI di Hong Kong. Namun ratusan BMI peserta pengajian yang hadir saat itu merasa tidak puas dengan jawaban tersebut. Akibatnya, perdebatan panjang pun terjadi.

Mayoritas mengeluhkan tentang kebijakan KJRI baru-baru ini, bahwa setiap BMI yang ingin pindha Agen, harus minta iji kepada Agen lama. KJRI dianggap tak sensitive terhadap nasib BMI, karena kebijakan yang mereka buat selama ini tidak pernah melibatkan BMI. Padahal, jelas-jelas BMI lah yang harus menangung imbasnya.

“JIka kalian memang tidak pusas buat surat pernyataan ke KJRI beserta bukti-buktinya. Siapa saja yang tidak setuju dengan keputusan itu,” kata Victor.

Menanggapi hal tersebut, Emha Ainun Nadjib yang bertindak sebagai moderator dalam acara dialog tersebut mengatakan bahwa KJRI seharusnya juga ikut mencari bukti-bukti.

“Kenapa kok KJRI nggak ikut mencari bukti, kenapa mesti hanya temen-temen ( BMI ) yang mencari bukti. Seharunya KJRI juga ikut dong,” kata laki-laki yang akrab dipanggil Cak Nun ini.

Acara Kenduri Cinta juga diisi dengan aluna tembang-tembang religi oleh Novia Kolopaking, serta tauziah oleh Cak Nun.

Sementara acara pengajian pada hari yang sama, juga digelar oleh halaqoh di Masjid Jami, Tsim Sha Tsui.

Acara yang diikuti sekitar 500 jemaah ini menghadirkan Ustad Komarudin Kholil dan Abdurrahman Yuri dari Yayasan Daarut Tauhid.

Pengajian sempat diwarnai isak tangissaat Ustad Komarudin membacakan do’a yang membuat para jemaah terkenangdengan orang-orang yang dicintainya yang berada di kampung halaman.

Dalam kesempatan tersebut, Abdurrahman Yuri yang merupakan adik kandung Ustad Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym ), juga memberikan pelatihan manajemen qolbu dengan tema “ Then Secret of Succes, Menggapai Hidup bahagia Sepanjang Masa.”

Acara ditutup dengan pengumuman pengumpulan infaq dari peserta yang mencapai HK$ 15.600.

Vonny juarai Christmas Singer 2007


Vonny VR. Nangka ( BMI asal Manado ) dari Gereja Masyarakat Kristen Indonesia di Hong Kong ( GMKIH ), berhasil menjuarai Christmas Singer Hong Kong 2007, yang diselenggarakan oleh “ Satu Jam Bersama ICA “, di Gedung International Christian Assembly ( ICA ), Selasa ( 25/12 ) lalu.

Atas prestasinya tersebut, Vonny berhasil mendapatkan hadiah uang tunai sebesar HK$7500, piala serta piagam penghargaan.
Sedangkan juara II dan III masing-masing diraih oleh Maghrike Mamantung dan Trianawati. Mereka mendapatkan hadiah masing-masing uang tunai sebesar HK$5000 dan HK$ 2500, juga mendapat piala serta piagam penghargaan.
Disamping itu, panitia juga menyediakan hadiah hiburan berupa uang tunai masing-masing sebesar HK$1000, untuk juara harapan I dan II.

Menurut Pastor ICA Jema’at Indonesia di Hong Kong, Pastor Jeanet, acara tersebut diadakan untuk memperingati ulang tahun” Satu Jam Bersama ICA “ yang ke-2, sekaligus untuk memperingati Hari Natal.
“Di samping itu, kami juga ingin berbuat baik untuk banyak orang, makanya kami adakan acara ini,” ungkapnya.

Acara juga dimeriahkan oleh penampilan Randi Lapian, yang menyuguhkan beberapa tembang rohaninya.
Aliyah Purwati